Pages

Mengenai Saya

Shasha Riezma Merliavilda | Just want my parents smiling proudly as my success. | Twitter : @ShashaRiezmam
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 15 April 2014

Elegi Rasa

Malam ini, mataku masih belum ingin menyatukan kedua kelopaknya.

Rintik air masih terdengar dari sisa hujan pada ranting-ranting dan dedaunan, bunyi kendaraan masih terdengar beberapa dari dalam istanaku, sudah larut, memang.
Waktu menunjukkan sudah tak malam lagi.
Malam telah berlalu, namun elegansi rintik hujan nampaknya tak ingin berhenti, dan mengeluarkan elegi di setiap rintiknya, berbaur bersama suara jangkrik yang melengking.
Aku merasakan hal yang tidak ada rasanya, tidak berwujud dan tidak berwarna; hampa.
Senang, sedih, rindu, cinta, takut, lapar. Tidak, bukan itu. Hampa.
Rasa transparan dan menimbulkan sebuah rasa tertekan. Ya. Hampa memunculkan rasa baru, tertekan.
Dan ketahuilah, tertekan itu menyesakkan. Anta, aneh, gelap, layaknya temaram malam.
Aku harap waktu segera menebas rasa ini lewat mentari.
Lewat mata ini yang akan ku paksa untuk tertutup.

Selamat malam menjelang pagi, sang rasa. Jangan terlalu sering menghampiri organ runyam dalam kepalaku.

Read more...
separador

Senin, 14 April 2014

Hujan Malam

Aku Tulis sembari biru langit yang menghitam, menurunkan benda cair dari kepekatannya, mengembun dan menutupi benda bulat yang mengeluarkan cahaya sendiri di dalam sang lapis tujuh itu..

Setiap rintik berbunyi, membasahi, meresap, dingin..
Suasana yang tenang, sunyi, di temani alunan musik yang harmoni, terlengkapkan dengan si putih cair yang hangat..

Terseretku kedalam susana, bagaikan di datangi hantu yang berbisik tentang sebuah larangan yang tak ingin dilakukan; Merindu.
Rasa itu seharusnya tak lagi di lakukan, di rasakan, di resapi olehku, siapa ingin rasakan suatu yang telah menjadi tabu.
Siapa yang merindu dan siapa yang di rindukan saat hati terasa padam.
Namun ironi, mungkin hanya rasa bosan sehingga aku berada pada titik rindu.
Di sela sang hujan yang ikut menurunkan rintik rindunya, jiwaku ikut terhanyut dan meresapi ke dalam tanah, gelap, hampa.
Aku tak bisa bernapas, merasakan rindu yang menyesakkan, menyesatkan.
Aku sudah tidak bisa merindu. Begitulah, tidak ada yang harus di rindukan.

Siapa yang merindu?
Sudah, akhiri.

Read more...
separador

Minggu, 13 April 2014

Missed

Setiap prosa dan majas yang aku tautkan, sungguh ini bersumber dari relung niatku, dalam sadarku, kesungguhan hatiku,
Ketika mataku menembus kedua bola matamu, aku merasakan debaran dan aliran syaraf neutron yang mengalir kedalam pembuluh jantungku, afeksi dan imajinasiku melayang jauh membayangkan sebuah kalimat ajaib yang dari jauh hari aku merasakan, sebuah perasaan tanpa isyarat dan alasan, tanpa campur tangan zat maupun partikel lain, menggema dan menembus beristilah cinta, jauh sukmaku memanggil namamu, apakah jiwamu tak merasakan teriakan rasaku? Rinduku akan kebersamaan yang telah menjadi asing, sebuah waktu yang tidak dapat di uraikan lagi dan di perulang, sosok manis dan lugu yang amat di rindukan..

Di kutip dari catatan ponselku, 2 bulan yang lalu.

Read more...
separador

Udara Yang Bergerak

Suatu keadaan dimana ada sesuatu yang berhembus, tanpa bisa dilihat, hanya bisa di rasakan.. angin..
Menembus.. huss, berbunyi.. huss..
Membawa benda yang ringan massanya, sembari aku membayangkan menjadi sosok yang kehilangan massa.. terbawa olehnya ke ruang angkasa, terus berhembus di atas langit hingga kehilangan suatu keseimbangan dari gravitasi bumi.. melayang-layang tanpa beban.. di atas.. tinggi.. menuju surgawi, mencium aroma kasturi, bersama angin itu sendiri.. ringan, tanpa beban, lelap, menuju dimensi yang gelap dan pekat, keluar dari lubang hitam di angkasa mengelilingi sang bima, merasakan panasnya sang ketua tata surya, kuning pekat, menyembur-nyembur.. semua planet mengelilingi orbit tanpa keluh kesah, terus menerus berputar.. bebas.. ringan.. indah.. lupakan masalah..

Untuk beberapa menit, aku ingin kehilangan massa..

Read more...
separador

Kamis, 10 April 2014

Seperti Biasa

Seperti biasanya, dari sudut yang tidak dia jangkau, aku menatapnya.. di sela-sela kegiatan biasa di dalam satu ruang selama hampir satu tahun ini, dimana kita di pertemukan. Diamnya, sungguh membuatku bertanya, bingung, sulit di pahami. Terkadang kita tidak sengaja berpapasan mata. Ini lain, pantulannya tidak seperti yang pernah aku jumpai. Memang, sudah lama ini terjadi. Aku tidak menyesali segala yang telah Tuhan gariskan, yang aku tahu Tuhan, rencanaMu amatlah indah. Aku menikmati segala yang telah aku jalani, sungguh, yang aku mau, dalam diamnya, tersimpan kebahagiaan yang mendalam.

Read more...
separador

Followers